Pengikut
Kamis, 17 Oktober 2013
Rabu, 08 Mei 2013
JURNAL PENYESUAIAN
E. JURNAL PENYESUAIAN
Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi setelah penyusunan Neraca Saldo dan sebelum penyusunan kertas kerja (worksheet). Jurnal penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan angka-angka yang tersebut dalam neraca saldo agar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan tuntutan dalam penyajian laporan keuangan. Akun-akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai berikut.
1. Beban yang Masih Harus Dibayar
Apabila pada akhir periode terdapat beban yang ditanggung perusahaan, tetapi karena kondisi tertentu sehingga belum bisa dibayar maka akan dicatat sebagai Utang. Ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Beban ……….
Utang ……….
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2005 diketahui ada tagihan listrik yang karena sesuatu hal belum bisa dibayar sebesar Rp 150.000.
Analisis :
Beban Listrik bertambah Rp 150.000,- (Debet)
Karena belum dibayar maka Utang pembayaran listrik bertambah Rp 150.000,- (Kredit)
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Beban Listrik Rp 150.000 -
utang listrik 150.000
2. Pendapatan yang Masih Harus Diterima Apabila pada akhir periode terdapat pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi karena kondisi tertentu sehingga belum diterima maka akan dicatat sebagai Piutang. Ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Piutang ……….
Pendapatan ……….
3. Penurunan Nilai Aktiva
a. Setiap akhir periode, Aktiva Tetap yang dimiliki perusahaan akan diturunkan nilainya sebagai akibat dari pemakaian ataupun bertambahnya umur aktiva tersebut. Penurunan nilai aktiva akan diakui sebagai Beban Penyusutan. Ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Beban Penyusutan ……….
Akumulasi Penyusutan ……….
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2005 diketahui Kendaraan operasional perusahaan disusutkan nilainya Rp 200.000.
Analisis :
Beban Penyusutan kendaraan bertambah Rp 200.000,- (Debet)
Akumulasi Penyusutan Kendaraan bertambah Rp 200.000,- (Kredit)
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Beban Penyusutan Kendaraan – Rp 200.000
Akumulasi Peny. Kendaraan Rp 200.000
b. Untuk jenis aktiva yang sifatnya akan habis terpakai karena digunakan untuk usaha seperti Perlengkapan. Berkurangnya perlengkapan sejumlah yang habis terpakai akan diakui sebagai Beban Perlengkapan. Ayat jurnal penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
Contoh :
Pada Neraca Saldo per 31 Desember 2005 diketahui akun Perlengkapan Rp 800.000,- (Debet) setelah dilakukan pemeriksaan ternyata perlengkapan yang ada sebesar Rp 300.000,-
Analisis :
Perlengkapan di Neraca Saldo sebesar Rp 800.000,-. Setelah dilakukan pengecekan jumlah perlengkapan yang sebenarnya Rp 300.000, maka perlengkapan harus dikurangi Rp 500.000,- artinya Perlengkapan berkurang Rp 500.000 (Kredit).
Perlengkapan berkurang untuk kegiatan usaha maka diakui sebagai Beban Perlengkapan, artinya Beban Perlengkapan bertambah Rp 500.000 (Debet).
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Beban Perlengkapan Rp 500.000 – -
perlengkapan Rp.500.000
4. Beban Dibayar di Muka Setiap akhir periode, pembayaran yang telah dilakukan di muka akan disesuaikan dengan pemakaiannya. Penyesuaian untuk beban di bayar dimuka dapat dicatat sebagai aktiva ataupun sebagai beban, tergantung pada saat pencatatan awal transaksi (Jurnal Umum). Tujuannya untuk memisahkan jumlah beban yang harus diakui sekarang dan jumlah yang masih sebagai Aktiva (…….. dibayar dimuka).
2 Siklus Akuntansi Jasa-Gitosmangi
a. Jika pada saat pencatatan awal transaksi diakui sebagai aktiva (terlihat di Neraca Saldo akun ………. Dibayar di Muka) maka penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Beban ……….
……… Dibayar di Muka
Contoh :
Pada Neraca Saldo per 31 Desember 2005 diketahui Akun Sewa dibayar dimuka Rp 600.000,- (Debet). Diperoleh keterangan bahwa pembayaran sewa tersebut untuk masa sewa 6 bulan mulai bulan September 2005.
Analisis :
Sewa per bulan 100.000= 6.000.000
6
Pada akhir Desember 2005 berarti sewa yang sudah dijalani 4 bulan (Sep – Des) sehingga sewa dibayar dimuka yang sebenarnya hanya untuk 2 bulan (Jan – Peb) karena belum dijalani sewanya. Dari perhitungan di atas jumlah sewa dibayar dimuka sebenarnya Rp 200.000 (2 bulan) bukan Rp 600.000,- maka sewa dibayar dimuka harus dikurangi Rp 400.000,- artinya Sewa Dibayar Dimuka berkurang Rp 400.000,- (Kredit).
Sedangkan sewa yang sudah dijalani 4 bulan senilai Rp 400.000 harus diakui sebagai Beban Sewa, artinya Beban Sewa bertambah Rp 400.000,- (Debet).
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Beban Sewa Rp 400.000
Sewa Dibayar Dimuka Rp 400.000 -
b. Jika pada saat pencatatan awal transaksi diakui sebagai Beban (terlihat di Neraca Saldo akun Beban …………) maka penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
……… Dibayar di Muka
Beban ……….
Contoh :
Pada Neraca Saldo per 31 Desember 2005 diketahui Akun Beban Sewa Rp 600.000,- (Debet). Diperoleh keterangan bahwa pembayaran sewa tersebut untuk masa sewa 6 bulan mulai bulan September 2005.
Analisis :
Sewa per bulan 600.000 =100.000
6
Pada akhir Desember 2005 berarti sewa yang sudah dijalani selama 4 bulan (sep – Des) sehingga Beban sewa yang sebenarnya hanya untuk 4 bulan. Dari perhitungan di atas jumlah beban sewa sebenarnya Rp 400.000 (4 bulan) bukan Rp 600.000,- maka beban sewa harus dikurangi Rp 200.000,- artinya Beban Sewa berkurang Rp 200.000,- (Kredit).
Sedangkan sewa yang belum dijalani 2 bulan senilai Rp 200.000 harus diakui sebagai Sewa Dibayar Dimuka, artinya Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 200.000,- (Debet).
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Sewa Dibayar Dimuka Rp 200.000
Beban Sewa Rp 200.000
5. Pendapatan Diterima di Muka Setiap akhir periode, pendapatan yang telah di terima di muka akan disesuaikan dengan pengakuannya. Penyesuaian untuk pendapatan diterima dimuka dapat dicatat sebagai Utang ataupun sebagai Pendapatan, tergantung pada saat pencatatan awal transaksi (Jurnal Umum). Tujuannya untuk memisahkan jumlah pendapatan yang harus diakui sekarang dan jumlah yang masih sebagai Utang (pendapatan diterima dimuka).
a. Jika pada saat pencatatan awal transaksi diakui sebagai Utang (terlihat di Neraca Saldo akun ………. Diterima di Muka) maka penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
……… Diterima di Muka
pendapatan......
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2005 diketahui akun Pendapatan Diterima Dimuka Rp 300.000,-. (Kredit). Diperoleh informasi bahwa pendapatan tersebut untuk penyelesaian jahitan atas 10 jahitan celan dengan tarif Rp 30.000,- per celana. Per 31 Desember sudah 8 celana yang selesai dijahit.
Analisis :
Pendapatan diterima dimuka Rp 300.000,-. Pendapatan diterima dimuka diakui untuk pekerjaan menjahit yang belum selesai yaitu hanya untuk 2 celana sebesar Rp 60.000 (2 x Rp 30.000). Jadi pendapatan diterima dimuka bukan Rp 300.000,- tetapi sebesar Rp 60.000,- maka pendapatan diterima dimuka harus dikurangi Rp 240.000, artinya Pendapatan Diterima Dimuka berkurang Rp 240.000,- (Debet)
Sedangkan untuk jahitan yang selesai yaitu untuk 8 celana sebesar Rp 240.000,- (8 x Rp 30.000) harus diakui sebagai pendapatan, artinya Pendapatan bertambah Rp 240.000,- (Kredit)
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Pendapatan Diterima di Muka Rp 240.000 – -
Pendapatan Jahit Rp 240.000
b. Jika pada saat pencatatan awal transaksi diakui sebagai Pendapatan (terlihat di Neraca Saldo akun Pendapatan ……….) maka penyesuaian untuk transaksi tersebut adalah:
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Pendapatan ……….
…….. Diterima di Muka
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Tanggal Nama Akun Ref Debet Kredit
Des 31 Pendapatan jahit Rp 60.000 - -
Pendapatan Diterima Dimuka Rp60.000
Senin, 06 Mei 2013
Penutupan buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya, setelah semua jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing buku besar, maka perkiraan sementara (akun nominal dan akun pembantu modal) akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun harta, utang, dan modal tetap bersaldo. Saldo-saldo perkiraan riil tersebut disusun dalam sebuah daftar yang disebut Neraca Saldo setelah Penutupan.
Contoh:
Perhatikan data perkiraan sewa dibayar di muka dan asuransi dibayar di muka, serta data jurnal penyesuaian dan jurnal penutup per 31 Desember 2005 berikut ini
D. Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
Dengan selesainya pembuatan jurnal penutup dan melakukan penutupan buku besar seperti tersebut di atas, maka tahapan berikutnya adalah membuat neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah daftar yang memuat semua perkiraan riil beserta saldonya setelah dilakukan penutupan buku besar.
Neraca saldo setelah penutupan ini dibuat untuk memastikan bahwa saldo-saldo yang terdapat dalam pembukuan berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam neraca dan neraca saldo setelah penutupan merupakan awal pencatatan pada periode akuntansi berikutnya.
Contoh:
Berdasarkan data pada kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dan data jurnal penutup per 31 Desember 2005 (Tabel 3.1) dapat disusun neraca saldo setelah penutupan sebagai berikut
D. Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
Dengan selesainya pembuatan jurnal penutup dan melakukan penutupan buku besar seperti tersebut di atas, maka tahapan berikutnya adalah membuat neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah daftar yang memuat semua perkiraan riil beserta saldonya setelah dilakukan penutupan buku besar.
Neraca saldo setelah penutupan ini dibuat untuk memastikan bahwa saldo-saldo yang terdapat dalam pembukuan berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam neraca dan neraca saldo setelah penutupan merupakan awal pencatatan pada periode akuntansi berikutnya.
Contoh:
Berdasarkan data pada kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dan data jurnal penutup per 31 Desember 2005 (Tabel 3.1) dapat disusun neraca saldo setelah penutupan sebagai berikut
Sabtu, 09 Maret 2013
lirik lagu layang soko taiwan
lirik lagu layang soko taiwan
nganti sakiki q tansah ngenteni
nganti sok kapan
anggonmu enggal bali
kiro* wis patang taun lawase
anggonmu lungo melu dadi tki
nganti sakiki q tansah ngugemi
nganti ing tembe q setyo ing janji
tak wantu* nganti tekan seprene
koq panggah wae durung ono kabare
ora tak nyono*q nompo nawulo
gawe sesek neng dodo
layang soko taiwan
gemetik arungi paran
kowe urung biso bali
majikanmu gondel
Selasa, 29 Januari 2013
Langganan:
Komentar (Atom)